My Trip to Nias

Liburan natal dan tahun baru kemarin, saya melakukan perjalan menuju pulau Nias. Pulau yang baru saya kenal lewat berita di tv, karena musibah gempa dan tsunami ini, ternyata memiliki cerita dan keindahannya sendiri.

Tanggal 24 December, akhirnya saya menginjakkan kaki di Nias. Perjalanan panjang dari Jakarta menuju Padang dan kemudian terbang menggunakan pesawat kecil menuju Nias, merupakan pengalaman baru buat saya. Di bandara kami sudah dijemput oleh dua kakak beradik nan cantik Dede dan Kika (Kebetulan keduanya calon adik ipar saya)😄. Dari bandara menuju kota Gunung Sitoli kami menempuh perjalan 45 menit dengan mobil.

Saya benar-benar dibuat amaze dengan Nias. Berasa kayak travelling ke pulau Jurassic Park! Saya bisa liat laut dan perbukitan di saat yang bersamaan. Jalannya yang berlika-liku melewati perbukitan keren banget! Gak lama mata saya disuguhkan dengan deretan pohon kelapa yang hijau.  


 
 
Trip ke Telukdalam
 
Setelah natal berakhir kami melakukan perjalanan menuju Telukdalam yang memakan waktu 3 jam perjalanan. Sehari sebelumnya kami sudah persiapan belanja cemilan di toko kelontong dekat rumah (oh iya, FYI, di Nias gak ada supermarket). Jalan menuju Telukdalam berliku-liku, sehingga buat yang mabuk darat harus siap sedia obat penghilang mabuk.
 
Karena merupakan daerah pantai, kami menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak untuk makan siang dan bersantai menikmati udara laut.


Kami jadi turis


Pemandangan sepanjang perjalanan
 
Setelah makan siang saya menunjungi Bawamataluo, sebuah perkampungan di atas bukit yang terkenal dengan budaya lompat batunya. Di sana kita bisa sewa baju daerah untuk berfoto. Sedangkan untuk melihat atraksi lompat batu, kita harus bayar 100-200rb, tergantung seberapa jago kita nego dengan penduduk di sana. Lompat batu sendiri hanya dilakukan oleh kaum pria. Sebagai ritual kedewasaan orang tersebut. Wihh! macho ya pria Nias, tapi kok pacar saya gak bisa  lompat (ups..)
 



Lompat batu


Rumah adat


Tengkorak babi






















Masuk ke dalam rumah adat saya melihat deretan tengkorak babi di gantung di langit-langit rumah. Konon, katanya ini menunjukkan martabat si empunya rumah. Karena babi dilambangkan sebagai bentuk penghormatan kepada tamu terhormat atau pesta adat. Banyaknya tengkorak babi memperlihatkan status keluarga tersebut di masyarakat.
 
 
Taman Doa Bunda Maria
 
Karena mayoritas penduduknya yang merupakan penganut agama Kristen, gak heran kenapa di Nias ada taman bagus banget kayak gini. Namanya Taman Doa Bunda Maria. Saat datang kita diwajibkan membayar 5rb rupiah/ orang (murah ya), kemudian kita dikasih pita untuk menulis harapan dan digantung.



Model dadakan
Mine & his hope (bukan tangan gw)



Pahatan yang menceritakan kisah Yesus
Pretty light at night
 

Gak hanya cantik, taman ini juga ngasih kita ilmu tentang cerita Yesus dari Dia lahir sampai mengjembuskan nafas terakhir. Selain itu, serunya kalo bawa anak-anak kita juga bisa nyewa becak kecil untuk dimainkan.

 
Pantai Toreloto, Nias Utara
 
Untuk menuju pantai ini kami harus berangkat pagi-pagi, karena perjalanan yang ditempuh dari kota Gunung Sitoli sekitar 3 jam perjalanan. Konon katanya pantai ini kayak laut mati karena air lautnya yang tenang tanpa ombak. Bener-bener surga bagi penggemar snorkeling kayak saya.
 
Diperjalanan kami mampir untuk membeli lemang di pinggir jalan. Di sini mereka bakar di dalam bambu. Karena itu aromanya bikin lemang yang dimasak semakin sedap loh!

Ibu penjual lemang

Setelah berjam-jam duduk dan bikin pantat tepos di mobil, akhirnya saya sampai Toreloto! Lautnya biruuuuuuuuuuuuuu.... Sayangnya saya lagi kedatengan tamu bulanan jadi gak bisa nyebur. Tapi gakpapa bersantai sambil ngopi di warung-warung sepanjang pantai Toreloto juga asik kok. Pantas aja banyak muda-mudi Nias yang juga melakukan hal yang sama kayak saya. Cuman saya agak kecewa, saat saya di sana, ada sekumpulan nelayan buang bensin ke dalam laut.. What the....! bikin kesel banget. Tempat mereka cari makan, mereka sendiri yang rusak. Itulah kebiasaan yang harus dirubah. Semoga next time saat saya ke sana lagi kepedulian masyarakat menjaga alam meningkat.


Perahu sewaan


Nelayan Toreloto


Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar: